Nama : Lia Gustina Ais
NPM
: 10110117/ Bk V C
Tugas
Matakuliah Mikroteaching
Guru (tenaga pendidik) yang
efektif adalah mereka yang berhasil membawa peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam pendidikan. Keberhasilan
pembelajaran yang efektif memuat dua tolok ukur yakni tercapainya tujuan dan
hasil pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efektifitas pembelajaran, Gadik
harus menguasai berbagai ketrampilan dasar pembelajaran yang meliputi
ketrampilan membuka dan menutup proses pembelajaran, ketrampilan menjelaskan,
ketrampilan bertanya, ketrampilan menggunakan variasi, ketrampilan memberi
penguatan, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, ketrampilan
mengelola kelas dan ketrampilan membimbing diskusi kecil.
Untuk dapat menguasai berbagai ketrampilan dasar pengajaran dan pembelajaran
tersebut maka Gadik perlu berlatih satu demi satu ketrampilan tersebut agar
mendalami makna dan strategi penggu-naannya
pada proses pembelajaran. Ketrampilan dasar mengajar
dapat diperoleh melalui pembelajaran mikro atau micro teaching. Oleh
karena itu pembelajaran mikro sangat diperlukan dalam bentuk peer
teaching dengan harapan agar para gadik dapat sekaligus menjadi observer
temannya sesama gadik, dengan harapan masing-masing gadik dapat saling
memberikan koreksi dan masukan untuk memperbaiki kekurangan penguasaan
ketram-pilan dasar dalam mengajar.
Pengajaran
mikro telah dipraktikkan secara meluas dalam latihan keguruan di
seluruh dunia sejak diperkenalkan di Stanford University oleh Dwight W.
Allen, Robert Bush dan Kim Romney pada tahun 1950-an. Untuk dapat memahami micro
teaching atau pembelajaran mikro bagi calon gadik, dikemukakan beberapa
asumsi dasar yaitu:
1. Pada umumnya guru tidak dilahirkan tetapi
dibentuk terlebih dahulu.
2. Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang
lebih kompleks ditentukan oleh keberhasilannya menguasai hal-hal yang lebih
sederhana sifatnya. Dengan terlebih dahulu menguasai berbagai ketrampilan
dasar mengajar, maka akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara
keseluruhan yang bersifat kompleks.
3. Dengan menyederhanakan situasi latihan maka
perhatian dapat dilakukan sepenuhnya kepada pembinaan ketrampilan tertentu
yang merupakan komponen kegiatan mengajar.
4. Dalam latihan-latihan yang sangat terbatas,
calon guru lebih mudah mengontrol tingkah lakunya jika dibandingkan dengan
mengajar secara global yang bersifat kompleks.
5. Dengan penyederhanaan situasi latihan,
diharapkan akan memudahkan observasi yang lebih sistematis, obyektif serta
pencatatan yang lebih teliti. Hasil dari observasi ini diharapkan dapat
digunakan sebagi balikan calon guru tentang kekurangan yang dilakukan dan
segera diketahui yang selanjutnya akan diperbaiki pada kesempatan latihan
berikutnya.
Merujuk pada
beberapa asumsi dasar pengajaran mikro dapat dikemukakan beberapa pengertian
pengajaran mikro sebagai berikut:
1. Pengajaran mikro dirumuskan sebagai pengajaran dalam
skala kecil atau mikro yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru
dan memperbaiki ketrampilan yang lama.
2. Pengajaran mikro adalah meto-de latihan yang
dirancang sedemikian rupa dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen
dari proses pengajaran sehingga calon gadik dapat menguasai ketrampilan satu
per satu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.
3. Micro teaching is effective method of learning
to teach, oleh sebab itu micro teaching sama dengan teaching to teach dan
atau learning to teach.
4. Mengikut Micheel J Wallace pengajaran mikro
merupakan pengajaran yang disederhana-kan. Situasi pengajaran telah dikurangi
lingkupnya, tugas guru dipermudah, mata pelajaran dipendekkan dan jumlah
peserta didik dikecilkan.
Berpijak pada asumsi dasar dan pengertian pengajaran
mikro tersebut, maka dapat disampaikan beberapa ciri pengajaran mikro:
1. Mikro dalam pengajaran mikro berarti pada
skala kecil. Skala kecil berkaitan dengan ruang lingkup materi pelajaran,
waktu, siswanya dan ketrampilannya.
2. Mikro dalam pengajaran dimak-nai sebagai
bagian dari ketram-pilan mengajar yang kompleks akan dipelajari lebih mendal
am dan teliti bagian demi
bagian.
3. Pengajaran mikro adalah pengajaran yang
sebenarnya. Calon gadik harus membuat persiapan pembelajaran, rencana
pem-belajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat, mengelola kelas dan menyiapkan perangkat pembelajaran
lainnya yang dapat mendukung proses belajar dan mengajar (PBM).
4. Pengajaran mikro pada hakekatnya adalah
belajar yang sebenarnya. Ditinjau dari praktikan, calon gadik akan belajar
bagaimana melakukan pembelajaran sedangkan teman yang jadi siswa akan dapat
merasakan bagaimana gaya mengajar temannya dirasakan tepat dan tidaknya
strategi pembelajaran yang dibuat.
5. Pengajaran mikro bukanlah simulasi. Dalam
situasi menga-jar teman sejawat, mereka tidak diperlakukan sebagaimana siswa
didik akan tetapi mereka tetap menjadi teman yang sebenarnya dengan kedudukan
sebagai siswa. Hal ini untuk menghindari perilaku teman sejawat yang
dibuat-buat yang mengakibatkan tidak terkondisikan proses pembelajaran antar
teman sejawat.
6. Pengajaran diharapkan dapat direkam sehingga
hasil rekaman tersebut dapat dijadikan bahan diskusi antar teman untuk
dikoreksi dan diberikan masukan guna perbaikan atas kekurangan praktikan
gadik.
Pengajaran mikro bertujuan membekali gadik beberapa
ketrampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon gadik metode ini akan
memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar
mengajar secara terpisah. Sedangkan bagi calon gadik dapat mengembangkan
ketrampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai
gadik. Memberikan kemungkinan calon gadik untuk mendapatkan bermacam
ketrampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan
dalam program pembelajaran.
Bagi supervisor calon gadik, metode ini akan memberikan
penyegaran dalam program pendidikan. Gadik mendapatkan pengalaman mengajar
pada calon gadik yang bersifat individual demi perkembangan profesi.
Ketrampilan dasar mengajar.
Sebagai gadik, penguasaan ketrampilan dasar mengajar
menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran disamping
persyaratan yang lain. Ketrampilan dasar yang akan dipelajari adalah:
1. Ketrampilan membuka dan menutup
pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan kegiatan gadik dalam mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pembela-jaran yang meliputi; kondisi
menciptakan suasana siap mental peserta didik, menciptakan suasana
komunikatif antara gadik dengan peserta didik, menimbulkan perhatian peserta
didik kepada apa yang akan dipelajari dalam hal ini dapat diawali dari
situasi keseharian peserta didik sampai pada materi yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan gadik mengakhiri kegiatan inti
penga-jaran. Dalam mengakhiri pelajaran ini, kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan gambaran menyeluruh semua materi yang telah dipelajari, mengetahui
tingkat penyerapan siswa terhadap materi dan mengetahui tingkat keberhasilan
gadik dalam proses belajar mengajar.
2. Ketrampilan menjelaskan di-maknai
sebagai ketrampilan gadik menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan
secara sistematis dengan tujuan dapat menunjukkan hubu-ngan antar materi yang
telah dikumpulkan dan dikuasai serta disiapkan untuk disajikan. Selain dari
itu penekanan memberikan pen-jelasan merupakan proses penalaran peserta didik
dan bukan indoktrinasi.
3. Ketrampilan bertanya adalah ucapan
gadik secara verbal yang meminta respon dari peserta didik. Respon yang
diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimba-ngan. Dengan demikian bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir peserta didik.
4. Ketrampilan menggunakan va-riasi
diartikan sebagai perbuatan gadik dalam konteks proses bela-jar mengajar yang
be
rtujuan menga-tasi kebosanan peserta didik sehing-ga
dalam proses belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjuk-kan
ketekunan, keantusiasan serta berperan serta secara aktif.
5. Ketrampilan memberi pengua-tan
merupakan tingkah laku gadik dalam merespon secara positif suatu tingkah laku
tertentu peserta didik yang memungkinkan tingkah laku tersebut terulang
kembali.
6. Ketrampilan mengajar kelom-pok
kecil dan perorangan diartikan sebagai tindakan gadik dalam konteks proses
belajar mengajar yang hanya melayani 3 – 8 orang peserta.
7. Ketrampilan mengelola kelas
merupakan ketrampilan gadik men-ciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengem-balikannya ke kondisi optimal jika terjadi yang
dimungkinkan dapat mengganggu kegiatan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun mela-kukan kegiatan remedial.
8. Ketrampilan membimbing dis-kusi
kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok
peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan
tujuan berbagai informasi atau pengalaman mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah.
Skenario Pengajaran Mikro
Skenario
pengajaran mikro dibuat dan dirancang langkah demi langkah. Hal ini agar
dapat menjadi rambu-rambu dalam pelaksanaannya untuk menghindari dan
mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pengajaran mikro.
Secara garis besar skenario kegiatan pengajaran mikro dapat dikelompokkan
dalam tiga tahapan yaitu:
1. Tahap pertama (tahap kognitif).
Tahap pertama
diharapkan praktikan sudah terbimbing memahami dan mendalami serta gambaran
secara umum konsep dan makna ketrampilan dasar mengajar dalam proses belajar
mengajar, menggunakan secara tepat, mensinergikan ketrampilan satu dan
lainnya serta ketepatan kapan dan dalam kondisi yang bagaimana ketrampilan
satu dan lainnya digunakan. Selain dari itu diharapkan praktikan dapat
mensinergikan pengeta-huan mereka untuk digunakan pada realita pengajaran
yang dipadukan dengan ketrampilan dasar mengajar.
2. Tahap kedua ini diharapkan praktikan
secara nyata mempraktekan ketrampilan dasar mengajar secara berulang, dengan
harapan jika praktikan sudah berulang kali melakukan praktek akan mengetahui
kekurangannya pada ketrampilan yang mereka belajar untuk dikuasai dan
terampil menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Pada tahapan ini
praktikan sudah dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai dari RPP,
media yang akan digunakan dan segala sesuatu yang dipersyaratkan bagi
guru/gadik yang profesional di masa mendatang.
3.
Tahap ketiga (tahap balikan).
Tahap ketiga ini
merupakan kilas balik praktikan dengan mem-pelajari hasil dari observasi
teman sejawat yang akan memberikan informasi setelah melihat secara langsung
pelaksanaan kegiatan mengajar praktikan. Para rekan sejawat akan memberikan
penilaian berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan praktikan yang
selanjutnya akan didiskusikan dan sebagai bahan untuk memperbaiki kinerja
sebagai gadik yang profesional.
|
Materi Kegiatan
Ada sepuluh ketrampilan
khusus yang dapat dilatih dalam micro teaching yang kesemuanya itu merupakan
dalam sebuah proses belajar mengajar.
Keteampilan khusus itu
meliputi:
1.
Ketrampilan membuka pelajaran
2.
Keteampilan memberi motivasi
3.
Ketrampilan bertanya
4.
Ketrampilan menerangkan
5.
Ketrampilan mendayagunakan media
6.
Ketrampilan menggunakan metode yang tepat
7.
Ketrampilan mengadakan interaksi
8.
Ketrampilan penampilan verbal dan non verbal
9.
Ketrampilan penjajagan/assesment.
10. Ketrampilan menutup
pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar