A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian.
Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh
variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel
yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam
sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan
oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi
operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator
empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang bersangkutan, dan
pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan dengan
masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang
berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.
Faktor-faktor
tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan data. Masalah
validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu
sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan
data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh
melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli.
Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh
peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan
hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga
dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan dikumpulkan.
Maksudnya
supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok
masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya.
Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang
bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk
maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan
sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan
data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok
masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample.
Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau
tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah
hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam
bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa
sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui
instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan
terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi
yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses
analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
B. Metode Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul
data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data
dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes
merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi
tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin
seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan
metode ini adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan
instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini
adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang
panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya mengukur
keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes,
yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes
kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama
berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam
belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic
Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes
kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil
dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau
bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan
intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan
khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju
dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari
pengalaman belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes
minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang.
Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam
pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes
kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan
emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain,
serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam
penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian
seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar
atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian
seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah
pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan
Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang
berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes
vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran
kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam
memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri
kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam
menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya
sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda
dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan
(career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes
yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement
Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk
melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan
dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda,
berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes. Adapun
jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi
diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah,
banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi,
misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci
kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat
serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang
dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang
lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan
metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan
mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak
kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang
menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi
sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan
karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
Banyak
gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu,
sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat
dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat
untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan
kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan
ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat
tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan
berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu
gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan
data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak
pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya
terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki
akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan
dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena
sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai
dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket
atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi
sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau
respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian
yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap
suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana
yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang
jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat
beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner
pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih
dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban
secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan
seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan
dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses
wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan
dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai
hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman
wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat
garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih
banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman
wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam
hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang
sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek
keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa
meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi
dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk
satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter
tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam
penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode
lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada
kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode
dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam
menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk
mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel
yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally
di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau
belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan
kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi
merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya
sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan
hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.
Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian
dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang
kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan
membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai
sekarang, berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini,
dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).
Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga
menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung
melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang,
data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan
metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah
teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu
dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari
sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu diketahui
bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya
bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan
kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati
(psychogroup).
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana. 2008. “Teknik Pengumpulan Data kualitatif.” (http://ardhana12.wordpress.com)
Kriswanto, Joni. 2008. “Metode Pengumpulan Data.” (http://jonikriswanto.blogspot.com)
Susanto, Eko. 2008. “Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data.” (http://eko13.wordpress.com)